RUMAH SINGGAH BINA ANAK PERTIWI: PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR UNTUK GEPENG DAN PEMULUNG

Fenomena gelandangan dan pengemis (gepeng), terus mewarnai dan menghiasi eloknya Ibukota Jakarta. Komunitas yang biasa di kategorikan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ini, tidak pernah habis-habisnya menjadi perbincangan media, buah bibir masyarakat dan sasaran pemerintah untuk menertibkannya. Berbagai cara telah dilakukan, mulai dari tindakan penghalauan, penertiban, atau bahkan penangkapan dengan razia. Namun pada kenyataannya persoalan gepeng seakan menjadi rutinitas kegiatan pemerintah yang tidak kunjung selesai. 

Begitu juga halnya dengan keberadaan kelompok masayarakat pengais sampah yang beraktifitas di sudut-sudut kota, mereka biasa disebut dengan pemulung. Pemulung merupakan kelompok masyarakat Jakarta dimana pekerjaan sehari-harinya adalah mengumpulkan sampah dan menjualnya kembali. Biasanya kelompok ini bertempat tinggal di areal tanah kosong yang tidak bertuan. 

Kedua komunitas di atas menurut pemerintah adalah termasuk kelompok yang harus ditertipkan dan dibersihkan dari jalanan dan pojok-pojok Ibukota Jakarta. Tentu saja tidak mudah memwujudkan keinginan pemerintah tersebut, tanpa adanya kerjasama berbagai pihak secara bersama-sama melakukan pembinaan dan penertiban gelandangan pengemis (gepeng) dan Pemulung.

Kementerian Sosial RI, malalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial (RSTS), bekerjasama dengan berbagai rumah singgah, termasuk Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, memberikan bantuan permakanan atau pemenuhan kebutuhan dasar bagi gepeng dan pemulung. 

"Bantuan pemenuhan dasar untuk gepeng dan pemulung tersebut dalam bentuk bantuan uang lauk pauk sebesar 3.000 rupiah perhari." Ari M. Rizky, pengurus Rumah Singgah Bina Anak Pertiwi, menjelaskan. 

Bantuan pemenuhan dasar untuk gepeng dan pemulung, tidak semua dalam bentuk uang, melainkan sebagian besar dalam bentuk barang sesuai dengan kebutuhan mereka sehari-hari. Ari M. Rizky, menambahkan. 

Sementara Tujuan dari program bantuan pemenuhan kebutuhan dasar itu sendiri adalah untuk mengurangi intensitas kegiatan mereka dijalanan. Sekaligus mengurangi beben hidup yang dihadapi oleh gepeng dan pemulung. Dengan demikian diharapkan ada peningkatan kesejahteraan bagi komunitas gepeng dan pemulung, sehingga pada akhirnya tidak melakukan kegiatan dijalanan kembali.
Artikel Selanjutnya Artikel Sebelumnya
Post Terkait :
Bantuan